Sampah Plastik Menumpuk di Perut Ikan, Inikah Puncak Pencemaran Air di Bumi?

Mesothelioma Law Firm, Donate Car to Charity California, Donate Car for Tax Credit, Donate Cars in MA, Donate Your Car Sacramento, How to Donate A Car in California, Sell Annuity Payment, Donate Your Car for Kids, Asbestos Lawyers, Structures Annuity Settlement, Car Insurance Quotes Colorado, Annuity Settlements, Nunavut Culture, Dayton Freight Lines, Hard drive Data Recovery Services, Donate a Car in Maryland, Motor Replacements, Cheap Domain Registration Hosting, Donating a Car in Maryland, Donate Cars Illinois.

Sebuah rekaman amatir seorang nelayan asal Kosta Rica mendadak viral. Dalam video itu, nelayan tersebut mengeluarkan sampah plastik dari perut seekor ikan yang ia tangkap di laut lepas pantai Kosta Rika.

Nelayan tersebut penasaran melihat perut salah satu ikannya terbuka. Ia kemudian memutuskan untuk memotong ikan tersebut dan melihat apa yang menyebabkan perutnya terbuka. Benda-benda yang ditemukan di dalam perut ikan tersebut membuat sang nelayan terkejut.

Sambil merekam aksinya, nelayan tersebut berhasil mengeluarkan berbagai sampah plastik dari perut ikan jenis Mahi Mahi ini. Ada tutup botol plastik, potongan-potongan cangkir plastik robek, botol, sisir dan berbagai sampah plastik lainnya.

Melihat rekaman tersebut, banyak netizen dan aktivis hewan yang melontarkan komentar pedasnya. Pasalnya, dari video tersebut kita bisa melihat dengan jelas efek polusi plastik bagi ekosistem di laut lepas.

Berdampak Langsung kepada Manusia

Sebagai salah satu sumber penghasil makanan bagi manusia, laut harus dijaga kesehatan dan kelestariannya. Sebab, kualitas ekosistem laut juga menentukan kualitas makanan yang dihasilkan dari laut itu sendiri.

Jika ekosistem laut rusak akibat kelalaian manusia, kualitas bahan makanan yang berasal dari laut juga akan rusak. Jika melihat kondisi ikan hasil tangkapan nelayan di atas, apakah selama ini ikan dan hasil laut lain yang telah terlanjur kita makan benar-benar layak untuk dikonsumsi?

Saatnya Berubah Demi Keberlangsungan Hidup

Berdiam dengan sifat merusak bukanlah langkah terbaik dalam menjaga keberlangsungan hidup di dunia ini. Menjaga untuk tetap melestarikan berbagai elemen kehidupan, baik itu di darat, air, maupun udara merupakan sifat yang sudah semestinya tertanam di dalam benak manusia sebagai penghuni bumi.

Rasa memiliki bumi sebagai tempat tinggal sangat perlu ditanamkan sejak dini. Dengan rasa memiliki, manusia akan lebih menghargai bumi sebagai tempat yang ramah untuk ditempati. Termasuk perihal sampah yang semakin memprihatinkan di lautan lepas.

Mengingat semua sumber air akan bermuara di lautan lepas, tentu saja semua sampah yang kita buang dengan sembarangan akan terus berjalan dan tertimbun di laut. Pada akhirnya, sampah tersebut mengontaminasi ekosistem biota laut yang juga merupakan bahan pangan manusia.

Sebagai makhluk tak berakal yang hanya memanfaatkan insting, ikan di laut dengan bebas memakan apa pun di sekitarnya yang dianggap bisa dicerna, termasuk sampah plastik. Sampah tersebut akan menghambat saluran pencernaan mereka sehingga makanan tidak akan bisa tecerna dengan baik, bahkan tidak bisa masuk ke dalam tubuh ikan.

Dengan membuang sampah sembarangan, sama saja kita menyiksa dan membunuh ekosistem laut secara perlahan.

Maka berubah untuk menjadi pribadi yang lebih peka terhadap lingkungan sudah menjadi keharusan bagi semua orang. Pasalnya, masa depan bumi tetap ada di tangan manusia. Jika manusia tidak mengubah perilaku destruktifnya, keberlangsungan hidup manusia di bumi pun bisa terancam.